tanpa perlu berpikir, hanya perlu memahami

“Selamat datang di era perbedaan pendapat. Selamat datang di jaman yang saling berkubu-kubu. Selamat datang di dunia yang penuh kebencian.”
Salah satu kalimat cerdas yang menggugah selera. Kalau begitu, selamat datang untuk menikmati kebenaran yang teranggap belum terungkap. Terima kasih telah menyambut kisruh dengan bijak tanpa kecuali. Memberitahu dimana posisi kita berpijak sekarang, tanpa memberi arah kemana kita melangkah nanti. Bukan salah, karena tak pernah ada yang salah :)

“Mulutmu harimaumu. Sikapmu cermin perilakumu.. Selamat datang pembuat pembenci”
Hati-hati, berbahaya saat mengeluarkan peribahasa karena selalu saja ada peribahasa (bukan untuk melawan) namun menjawab telak. Kalau dicontohkan, yang diatas bisa dengan Anjing Menggonggong Kabilah Berlalu. Hati-hati. Bahasa itu kaya dan tidak dangkal. Tapi, terima kasih telah Bercermin di Air Keruh, katanya yang jelek tak perlu diikuti kan? Bukan salah, karena tak pernah ada yang salah :)

“Ko so? Ko so paling bener? Anda siapa? Dibanggain sedikit aja bangga. Ga mutu. Sampah!”
Pernah dengan semboyan 3R (Reduce, Recycle, dan Reuse)? Apakah syarat untuk eksekusi 3 semboyan tadi? Jawabannya Sampah yang Bermutu. Sampah menjadi sampah hanya pada saat kita memandang sampah sebagai sampah. Saat pandangan kita tidak mengacu pada sampah, lalu? Biarkan sampah menjadi sampah dengan sendirinya. Bukan salah, karena tak pernah ada yang salah :)

“Selamat pagi, selamat beraktifitas, kawan.”
Ada masalah untuk kalimat diatas? Coba periksa satu kali lagi atau dua mungkin. Baiklah, permasalahannya adalah kata ‘kawan’ diatas. Sungguh bukannya kawan yang jadi masalah atau kawan yang bermasalah atau mencari masalah dengan kawan. Sebentar, kawan menurut KBBI adalah orang yang sudah lama dikenal dan sering berhubungan dalam hal tertentu (dalam bermain, belajar, bekerja, dsb); teman; sahabat; sekutu. Garis bawahi yang dibawah kurung dan setelah titik koma terakhir.

Apa makna dari beberapa kalimat diatas? Tidak ada. Hahaha… Hanya beberapa kalimat yang diambil secara acak dan tanpa makna. Tapi, terselip tujuan dari penulisannya. Disini, bagaimana kalau kita putar balikkan tujuan (tujuannya ya, bukan fakta) hal ini menjadi rollercoaster yang luar biasa sensasinya. Tapi disini, ingatlah bukan sensasi yang kita cari. Aku menulis ‘kita’ karena bukan hanya ‘aku’ dan bukan juga ‘kamu’. Ini pilihan yang menjadikan kita sebagai kita tanpa perlu menilai pandangan diantara kita. Begini, kita memiliki ingatan yang jelek, sangat jelek. Mmm… ini bukan bukti yang kuat, tapi realita menyatakan saat susah dulu kita tak sendiri, kalau saat bahagia beda lagi.

Kembali pada instruksi untuk digaris bawahi. Pertama, dari beberapa kata kerja yang terdapat di dalam kurung masih tertera huruf D, S dan huruf B. barangkali ada yang belum sampai, dsb merupakan singkatan dari dan sebagainya yang menandakan bahwa masih banyak korelasi predikat yang behubungan dengan kawan, termasuk satu rumah yang kita sebut organisasi. Kedua, sekutu, kawan bisa berarti sekutu jika dan hanya jika kita menyekutukannya. Ayolah kawan (aku berani menyebutkan kawan disini, berarti aku berani untuk memandang sebagai kawan), jangan menangis. Kita hanya beradu kebenaran yang kita anggap masing-masing. Bukan salah, karena tak pernah ada yang salah :) karena kita tak akan pernah menemukan kita tanpa kita yang sekarang. Nikmati saja segala kisruh ini, buat semenarik mungkin.

Satu hal yang bisa dilakukan jika kita melakukan suatu ketidakbenaran, yaitu melakukan kebenaran yang benar-benar benar dengan benar disesi berikutnya. Salam dengan senyum.

Komentar

Postingan Populer