matchpoint


Ini permainan.” – Aku, solo player.

 

Satu hal yang paling mengecewakan adalah menjadi persinggahan sementara. Ya, sekalipun pada akhirnya ruang itu terisi, tapi hambar rasanya ketika kamu menyadari ada yang harus pergi. Lebih busuk lagi ketika pada akhirnya menetap hanya karena ‘yah.. yaudalah daripada gak ada lagi’. Tuhan, kupersilakan untuk kutuk saja ia menjadi daun kering. Biar ia dibawa angin dan remuk hancur tergores perpisahan – sekalipun katanya ia tidak membenci.

 

Semua itu lahir dari awal yang dipaksakan. Sebuah ketidak sengajaan dari seorang yang tidak diharapkan hadirnya. Kemudian memutuskan untuk ikut bermain dengan cinta sebagai taruhannya. Kita seolah-olah sepakat, tidak ada yang terluka. Memang tidak ada. Selamat. Tapi kita saling menikam dan tertawa. Menunggu satu sama lain terbunuh dan mati, atau mungkin menyerah?

 

Sejujurnya, ini membuang waktuku. Tapi yah… yaudalah daripada gak ada lagi.

Komentar

Postingan Populer