Tulisan Terus Terang

 "Semua yang ditulis pada laman ini akan sangat terbuka tanpa ada yang ditutupi satu spasi pun." 

- Aku, cuma boong.


Hehe. Ya, karena sejatinya manusia telah diberikan akal dan pikiran untuk menerjemahkan tulisanku.

Di penghujung tahun yang katanya tidak terasa ini, aku melewati beberapa fase dalam kehidupan yang cukup mengubah caraku memandang dunia. Bertambah dewasa mungkin, namun lebih tepatnya isi kepala ini bertambah rumit. Semakin banyak pertimbangan ini itu di setiap harinya. Perubahan dari aku si sembrono menjadi aku si hati-hati. Selain itu juga berubah dari aku si tanpa hati menjadi aku si tetap hati-hati. Banyak perubahan baik yang terjadi, bersyukurlah. 

Pelajaran terbesar yang tahun ini berikan adalah ✨merelakan✨ bahkan sebelum kepergian itu tiba. Ketakutan terbesarku adalah kehilangan dan ditinggalkan. Tapi tenyata, semua itu tidak begitu menakutkan setelah aku sudah berupaya menyiapkan kehilangan itu sendiri. Berpegang pada diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah kuncinya. Mencintai diri sendiri, selesai dengan diri sendiri dan memikirkan hal terbaik untuk menyelamatkan diri harus dijadikan sebagai pondasi sebelum memulai relasi dengan orang lain.

Bicara soal orang lain, tahun ini juga aku mengizinkan satu orang untuk benar-benar masuk secara resmi dalam hidupku. Ya, peresmiannya tidak dideklarasikan dengan lantang memang. cukup seremonial antara dua orang dan gelombang. Sejujurnya aku ingin seremoni selanjutnya juga berjalan sesederhana mungkin tanpa mngurangi kekhidmatannya. Semoga, ya. Biar saja, aku akan terus bertarung untuk itu. Kurasa sudah saatnya menjadi egois dan memutus rantai boneka kayu di pundakku.

Tentang kedatangan seorang baru, tentu saja aku juga kehilangan seorang demi seorang sampai banyak rekanan di lingkaranku. Sedih, jelas sedih. Namun, itu seperti hukum alam dalam fase tumbuh dewasa. Dari sana juga aku belajar merelakan, bahwa tidak semua pion dalam hidup maju dengan gerakan yang sama, yang pasti semua punya tujuan kemenangan yang sama meski harus berpisah di persimpangan. Ada yang sempat aku ucapkan terima kasih dengan layak, ada juga yang tidak sempat melayakkan diri. Aku harap tidak seorang pun merasa terbuang. Kalau sampai ada ,cukup aku satu-satunya.

Tekanan paling besar pada tahun ini adalah bertemu dengan manusia, kumpulan manusia dengan segala interaksinya baik yang basa-basi maupun sudah busuk. Aku menghindari banyak pertemuan tidak langsung, apalagi secara langsung. Alasannya satu karena aku sudah tidak nyaman lagi, kedua karena aku sudah nyaman untuk tidak bertemu. Selebihnya aku tidak ingin peduli pada anggapan yang mereka berikan. Mungkin suatu saat aku akan membutuhkan salah satu dari mereka, tentu saja aku tidak bisa mengelak. Tapi yaa.. kita bertemu nanti saja. 

Kalau aku tuliskan rasa syukur di laman ini, tentu tidak akan cukup. Seluas lautan pun katanya tidak akan cukup kan. Tapi kalau boleh berbagi rasa syukur disini adalah ucap syukurku pada semua manusia dan lingkungan yang bisa berkompromi dengan baik denganku di tahun ini. Karena, ternyata perasaan dianggap ada dan diterima itu salah satu anugerah terbesar yang bisa aku miliki. Selanjutnya tentu saja dipeluk dan dicintai. Manusia-manusia baik, termasuk aku, tahun depan harus terus merasakan hal ini lagi. Kalau sampai tidak, ya kali.. tolonglah..

Komentar

Postingan Populer