Meminta Pertolongan pada Buku

catatan pertama: buku tidak menjustifikasi kualitas diri anda

catatan kedua: genre buku itu preferensi bukan level intelektual

catatan ketiga: bentar, masih mikir.


Banyak alasan lain kenapa manusia suka membaca buku, tapi bagi saya hanya satu alasan yang valid. Saya ingin menikmati morfin dengan cara selegal mungkin. Tentu saya tidak merasa lebih baik daripada manusia lain, saya hanya ingin mabuk-mabukan di dalam kepala sendiri. Jelas terlihat sangat saya-sentris, namun benar adanya. Buku adalah campur tangan dari penulis-penulis egois yang menciptakan dunianya dengan pembaca yang tidak mau kalah menikmati dunianya sendiri. Buku menghidupi mereka yang tidak pandai mengais makna dari interaksi.


Saya tidak punya banyak waktu untuk membaca buku, sehingga saya benar-benar harus jeli menentukan buku yang saya baca. Bukan berarti buku itu jelek, hanya saja nilai tukarnya tidak sesuai untuk waktu yang saya sisihkan. Bisa jadi terlalu mahal loh ya. Kapasitas kepala saya juga seringnya sebatas recehan. Sayang sekali tidak diizinkan menyebut merk karena akan muncul gambaran karakter manusia dari buku yang ia baca. Hal ini membuat saya takut akan penghakiman masyarakat. Tapi kembali lagi, buku ini saya nikmati sendiri jadi sangat bijak dan tidak akan menyulut pertikaian. Padahal, menyenangkan bagi saya untuk berdiskusi tentang buku yang kita baca. Salah satu pencapaian bagi saya untuk menemukan entitas yang akan dengan senang hati menceritakan buku bacaannya. Semoga segera.


Baik, saya mulai duluan. Ada buku yang menarik bagi saya saat ini yang kebetulan sedang banyak beredar luas. Buku dengan tema Self-Help. Saya tidak paham betul kapan buku itu dikategorikan sebagai penolong, mungkin ada diantara buku-buku yang pernah saya baca. Sepertinya ada beberapa buku yang menyelamatkan saya dari kemelut dua puluh tahunan, ada buku yang memberikan tepukan nyaman di punggung saat beban sedang berat, ada buku yang berhasil membuat saya jatuh cinta. Seperti saat ini, saya sangat membutuhkan pertolongan. Kala tidak ada interaksi dan diskusi yang bisa membantu, yang saya tahu hanya membaca. Karena itu saya tertarik meminta pertolongan kepada buku. Saya tidak tahu apakah ini akan membawa pesan baik atau hanya meredam ambisi saya untuk tidak tergesa sampai di damai. Saya sedang membaca seri pertama dari tiga seri yang ada di rak. Sejauh ini impresinya menyenangkan, mungkin lain waktu saya bisa berbagi jika berkenan.


Tidak membaca buku tidak melahirkan manusia yang tidak berguna, percaya dengan kebergunaan semua hal di dunia ini juga baik. Membaca buku tidak boleh menjadikan pembacanya angkuh, karena manusia akan selamanya merasa lapar dan bingung.

Komentar

Postingan Populer