resume : workshop ketatatanegaraan
WORKSHOP KETATANEGARAAN
“TANGGA
SOSIAL PEMIMPIN MASA MENDATANG”
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan bekerjasama dengan SMK Negeri 1
Japara menyelenggarakan suatu workshop dalam rangka milad SMKN 1 Japara yang
ke-5. Workshop yang ‘menyoroti’ bidang ketatanegaraan ini berisikan
serangkaian materi dari berbagai sumber
(pemateri). Peserta yang merupakan delegasi OSIS tiap-tiap SLTA juga Forum OSIS
Kuningan terlihat sangat antusias, terlebih dengan bertempatkan di Gedung DPRD
Kabupaten memberikan kebanggan tersendiri bagi setiap pesertanya. Keramah
tamahan panitia dan penyelenggara memberikan aksen hangat khas Kuningan. Tidak
terlewat souvenir karya siswa jurusan multimedia pun turut menyemarakkan acara.
08.00-09.30 : Registrasi dan Penghangatan acara
Pukul 07.55,
pintu masuk gedung DPRD sudah diramaikan oleh para peserta yang hendak melakukan
registrasi. Antrian berjalan tertib dan aman sehingga tidak membutuhkan waktu
lama untuk saya melakukan registrasi. Kurang lebih sudah ada sepuluh sekolah
yang melakukan registrasi dengan rata-rata dua peserta sari setiap sekolahnya.
Sesaat setelah saya melakukan registrasi, dua orang siswi SMKN 1 Japara
berseragam lengkap menghampiri seraya menawarkan souvenir yakni berupa pin dan
gantungan kunci. Mereka mengatakan bahwa souvenir tersebut adalah hasil karya
jurusan mereka dan merupakan barang edisi terbatas yang dibuat khusus untuk
kegiatan kali ini. Tanpa berpikir panjang, saya membeli satu buah pin dan satu
buah gantungan kunci. Suatu kebanggan bagi saya dapat menghadiri acara ini maka
wajib hukumnya untuk memiliki sebuah kenang-kenangan, ditambah lagi karena
harganya murah sesuai ukuran kantung pelajar.
Saya memasuki
ruang sidang kemudian bergegas memilih tempat duduk barisan kedua dari depan
yang kebetulan masih kosong. Kesan pertama yang saya rasakan adalah betapa
tidaknya banyak orang memperebutkan kursi ini hingga mengeluarkan pundi yang
tidak sedikit untuk duduk diatasnya. Saya mencoba mengerti bahwa segala
kemewahan ini merupakan tindak apresiasi kepada orang-orang yang ‘merakyat’
dengan dedikasi tinggi. Menepis segala spekulasi kotor tentang dunia hitam
putih yang masih jauh dari daya pikir saya. Karena itu saya percaya amanah
merupakan sesuatu yang luar biasa berat dan saya tidak boleh, tidak akan pernah
boleh, berpikiran sepele tentang siapa yang mengembannya. Dengan segala isu
miring tentang perpolitikan, saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa. Satu hal
yang pasti saya menitipkan kepercayaan dan harapan besar kepada beliau-beliau
yang berkedudukan di setiap kursi pada ruangan ini.
Seraya
menunggu kehadiran undangan lainnya, kami bergantian memperkenalkan diri. Sesi
perkenalan ini berlangsung cukup lama namun para tamu undangan nampaknya belum
juga tiba. Melihat kekosongan acara, Bapak Asep Saepudin, M.PdI. yang merupakan
ketua panitia mengisi acara dengan games dan sharing. Games Ihiy Uhuy
(setidaknya begitu yang saya dengar) relative games yang sederhan tapi ternyata
mampu menghidupkan dan menarik antusias peserta. Di sesi sharing juga
perwakilan dari Forum OSIS Kuningan (FOK) memberikan beberapa pendapat dan
pertanyaan. Kurang lebih penghangatan acara ini mulai dari sesi perkenalan
sampai sesi sharing berlangsung selama 45 menit.
09.35-10.25 : Acara Pembukaan
Acara
pembukaan dipimpin oleh dua orang pembawa acara yang merupakan siswa dan siswi
dari SMKN 1 Japara. Acara pembukaan meliputi pembacaan Qalam Ilahi, laporan
ketua panitia, sambutan-sambutan, dan doa penutup. Laporan ketua panitia
disampaikan oleh Bapak Asep Saepudin, M.PdI. Sambutan yang pertama dari Kepala
SMKN 1 Japara Bapak Drs. Ibnu Udy Prasetyo, M.Eng. Sambutan kedua disampaikan
oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Kuningan Bapak Drs. A. Taufik Rohman, M.Si,
M.Pd. dan yang terkahir sambutan dari Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Bapak Rana
Suparman, S.Sos sekaligus membuka acara beserta menyampaikan materi terkait
tugas dan fungsi DPRD.
Materi yang
disampaikan oleh Bapak Rana Suparman, S.Sos meliputi lembaga legislatif yakni
DPRD. Dimana DPRD merupakan lembaga yang bertugas menciptakan aturan,
menciptakan anggaran, dan melukan pengawasan terhadap perealisasian aturan yang
telah ditetapkan tersebut. DPRD memiliki tiga fungsi penting yakni fungsi
legislasi, fungsi budgeting (anggaran), dan fungsi pengawasan. Secara terinci,
fungsi legislasi DPRD yaitu menetapkan Peraturan Daerah (Perda) bersama dengan
Kepala Daerah dengan mengedepankan
kepentingan umum. Legislasi ini difungsikan setelah lahirnya asa
desentralisasi, yaitu dimana suatu perumusan dan pemutusan peraturan daerah
oleh daerah yang bersangkutan dan pemerintah pusat hanya sebatas melakukan
pengawasan. Sehingga daerah memiliki hak dan wewenang penuh terhatap peraturan
daerah tersebut. Fungsi yang kedua yaitu fungsi budgeting atau fungsi anggaran,
fungsi yang sangat vital karena menyangkut keuangan daerah dan kesejahteraan
rakyatnya. Fungsi anggaran ini juga dimana DPRD berperan sebagai penyusun RAPBD
bersama Kepala Daerah dan menetapkannya menjadi APBD. Fungsi selanjutnya yaitu
fungsi pengawasan, jelas sudah kembali kepada tugas dari DPRD yaitu melakukan
pengawasan terhadap jalannya Peraturan Daerah.
Ada satu
pesan moral yang disampaikan dalam materi kali ini, pemateri mengatakan bahwa
menjadi pemuda tidak harus terbatas pada kemampuan akademis melainkan harus
mampu membangun komunikasi dengan masyarakat di sekitarnya. Sejatinya
komunikasi merupakan langkah awal untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Pemuda
yang gagal adalah pemuda yang meninggikan dirinya sendiri tanpa merasa bahwa
dalam hidupnya mengalir keringatt orang lain. Pernyataan dari pemateri,
mengingatkan saya pada kalimat yang terdapat di buku Madilog karya Tan Malaka “bila kaum muda yang telah belajar di sekolah
dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan
masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang
sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.”
10.30-12.45 : Penyampaian Materi
Selain
materi yang disampaikan oleh Bapak Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Bapak Rana
Suparman, S.Sos, terdapat juga tiga materi dari pemateri yang berbeda. Materi
yang kedua yakni mengenai Alat Kelengkapan DPRD (AKD) dan Teknik Persidangan
yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Bapak Toto Suharto,
S. Farm, Apt. materi yang ketiga berbicara tentang Peran Organisasi Kesiswaan
dalam Memajukan Pendidikan yang disampaikan oleh Kepala Disdikpora Kabupaten
Kuningan Bapak Drs. A. Taufik Rohman, M.Si, M.Pd. materi yang keempat, Bahaya
Miras, Narkoba dan HIV AIDS dari pihak BNN Kabupaten Kuningan.
AKD dan
Teknik Persidangan merupakan materi yang relative dinanti oleh para peserta,
karena teknik persidangan kerap kali simpang siur disetiap penerapanya dalam
kegiatan organisasi. Sebelum membahas AKD, pemateri memperkenalkan menganai
istiah MD3 yang merupakan MPR, DPR, DPD, dan DPRD yakni tingkat kedudukan badas
legislatif pada jenjang pemerintahan. Berdasarkan wilayah kerjanya, DPRD
kemudian terbagi menjadi dua yaitu DPRD tingkat I (DPRD-Provinsi) dan DPRD
tingkat II (DPRD-kota/kabupaten). AKD tingkat II meliputi Pimpinan yang terdiri dari satu orang ketua dan tiga orang wakil
ketua dari fraksi partai politik yang berbeda dengan jenjang jabatan sesuai
dengan jumlah suara yang dimiliki oleh partai politik yang diusungnya. Badan Musyawarah, yakni badan khusus
yang dibuat untuk kepentingan perumusan suatu peraturan daerah yang kemudian
harus dimusyawarahkan secara intens. Komisi,
pembentukan komisi berdasarkan undang-undang yaitu apabila anggota DPRD lebih
dari tiga puluh lima orang maka dibentuk empat komisi. Anggota DPRD Kabupaten
Kuningan berjumlah lima puluh orang, itu artinya sudah barang tentu DPRD
Kabupaten Kuningan terbagi menjadi empat komisi. Komisi-komisi tersebut yaitu,
Komisi I menangani bidang pemerintahan, Komisi II menangani bidang ekonomi,
Komisi III menangani bidang pembangunan, pertanian, dan perindustrian, kemudian
Komisi IV menangani bidang kesejahteraan umum. Masing-masing Komisi DPRD dalam
perealisasian tugasnya dibantu oleh mitra kerja yang selaras dengan bidang yang
dinaunginya.
Sangat
disayangkan, karena waktu yang tersedia terbatas maka simulasi sidang tidak
terlaksana. Sejak awal para peserta, khususnya saya menantikan materi teknik
persidangan ini. Tapi bukan suatu hambatan, materi teknik persidangan tetap
tersampaikan walaupun tidak dengan simulasi melainkan cukup dengan pemaparan
dari pemateri. Pada materi persidanganan ini juga disampaikan macam-macam
sidang yang dilaksanakan oleh DPRD beserta fungsi, tujuan, dan pelaksanaannya.
Untuk teknik persidangannya sendiri dijelaskan mengenai teknik pengetukan pali
yaitu dengan ketentuan, ketukan satu kali menandakan penetapan keputusan, scorsing sidang, dan pemberhentian scrosing. Ketukan palu sebanyak tiga
kali berfungsi untuk membuka dan menutup/mengakhiri sidang.
Beranjak
pada materi yang ketika yaitu tentang Peran Organisasi Kesiswaan dalam
Memajukan Pendidikan. Terdapat beberapa pernyataan yang saya garis bawahi dari
materi ini. Satu hal yang terukir mendalam pada sesi pembukaan materi ini,
yaitu pemateri berkata “janganlah
berpikir hasil, tapi lihatlah bagaimana proses untuk mencapai hasilnya”
kata-kata tadi memiliki maksud yang sama dengan tulisan dari Tan Malaka dalam
Madilog “sebetulnya cara mendapatkan
hasil itulah yang lebih penting daripada hasil itu sendiri.” Dari kedua
pernyataan itu saya dapat menyimpulkan bahwa apabila kita memilih terjun dalam
organisasi maka satu hal yang harus dikhawatirkan bukannya hasil dari
keikutsertaan kita dalam organisasi tersebut atau dengan kata lain organisasi
bukanlah sebatas batu loncatan untuk mencapai popularitas dengan sejuta
rekanan. Organisasi pada hakikatnya membentuk diri dalam proses pencapaiannya.
Tentu saja dalam proses tidak selamanya mulus, dan secara sadar atau tidak
relikui itulah yang membuat kepribadian, jati diri, dan pola pikir seseorang
menjadi terus dan terus membaik. Organisasi sejatinya tidak hanya berdampak
pada satu atau dua orang, karena organisasi menjangkau beberapa orang sekaligus
didalamnya yang kemudia orang-orang tersebut harus menyebar keluar membuktikan
kebenaran. Secara sederhana dicontohkan, OSIS bukan hanya milik Pembina OSIS
dan Pengurusnya, melainkan seluruh pihak yang dinaungi oleh OSIS harus merasa
memiliki OSIS dan dapat merasakan dampak kebaikan dari adanya OSIS.
Pemateri
juga berbicara mengenai tujuan pendidikan dan seberapa penting pendidikan bagi
manusia. Dan berkata “seseorang yang
sukses adalah sesorang yang berani meminta” untuk pernyataan kali ini saya
sepaham dengan Pramoedya yang menuliskan dalam buku Bumi Manusia bahwa “kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian,
sama saja dengan ternak, karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”
keduanya membicarakan modal utama kesuksesan yakni keberanian. Berani memiliki
arti yang luas dan penerapannya pun sangatlah luas. Dengan berani menyampaikan
pendapat saja itu merupakan suatu langkah awal untuk meraih sukses. Organisasi
melatih dan menuntut anggotanya untuk berani, berani berada pada jalan yang
benar, berani berargumen, berani menilai kesalahan, dan berani mempertanggung
jawabkan perbuatan. Dimulai dari hal kecil, semisal keberanian dalam kehidupan
sehari-hari telah menuntun satu langkah lebih maju menuju kesuksesan. Akan
tetapi, ada satu hal yang sangat saya sayangkan pada workshop kali ini yaitu
tidak adanya sesi Tanya jawab. Kalau terdapat sesi tersebut, saya ingin
bertanya “apakah keberanian dapat hilang
ketika kita telah mencapai kesuksesan? Bukankah setelah diatas apalagi yang
dikhawatirkan selain terjatuh, kita telah takut dan bergerak satu langkah
mundur”
Teringat
kutipan dari Tan Malaka dalam Madilog-nya “Tujuan pendidikan itu untuk
mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan” apa
yang disampaikan oleh pemateri saya rasa memiliki arah yang sama dengan kutipan
tadi.
Materi
keempat merupakan materi yang sering saya dapatkan akan tetapi gerakan
realisasinya yang relatif sulit, yaitu tentang Bahaya Miras dan Narkoba. Walau
begitu saya akan selalu pro meneriaki anti narkoba. Penyampaian materi kali ini
dititik beratkan pada tingkat rehabilitasi, dimana melahirkan suatu pemikiran
baru bagi saya yang muncul oleh pemateri yakni “pecandu narkoba tidaklah sama dengan pelaku kriminal yang harus
dijauhi, melainkan seseorang yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongan”
dari pernyataan tersebut saya mengerti bahwa selama ini penanganan pecandu
narkoba telah keluar dari jalur hakikatnya. Banyak pecandu yang kemudian
dipenjarakan ternyata secara tidak sadar penjara tersebut adalah sekolah
baginya. Penjara yang mengajarkan pergaulan dengan sesamanya atau bahkan lebih
‘parah’. Narkoba memang bias dikatakan favorit di kalangan remaja masa kini,
hal itu deisebabkan oleh beberapa faktor yakni akibat gangguan mental,
pergaulan di lingkungan, bahkan karena mudahnya mendapatkan narkoba itu
sendiri. Hal ini menghawatirkan karena generasi muda yang menjadi harapan
bangsa semakin tambah masa semakin tidak terkendali akhlaknya. Semula saya
mempunyai pikiran, biarkan saja para
pecandu itu mati, bukankah mengurangi kepadatan penduduk? Lagipula bangsa ini
tidak memerlukan generasi ‘bobrok’. Itu pemikiran saya pada awalnya sebelum
mendapatkan beberapa kali sosialisasi tentang narkoba, tapi kini saya meninjau
kembali pemikiran tadi dan melahirkan suatu pemikiran baru ”mau berapa banyak generasi luar biasa yang
mati sia-sia kalau kita membiarkan mereka menghancurkan diri? Bangsa ini
memerlukan generasi cemerlang” itulah mengapa saya berhati-hati dengan
narkoba.
Materi
terakhir berbicara tentang HIV AIDS, materi yang sering dijumpai remaja tapi juga
sering diabaikan. Kebanyakan dari remaja menganggap diri mereka mampu menjaga
diri dan merasa jauh dari virus tersebut. Hanya saja, saya rasa ada yang harus
disadari oleh setiap remaja. Pertama, kecelakaan dan bisikan setan datang tanpa
permisi, tidak menutup kemungkinan seorang yang jahat mwnghampiri dan
‘menghadiahi’ virus tersebut. kedua, tanpa kita ketahui HIV AIDS datang tanpa
pandang bulu, bisa saja orang terdekat (pacar) menyimpan virus untuik masa
depan kita. Karena hal itulah yang membuat saya sedikit riskan para remaja yang
menganggap sepele permasalahan ini. Kondisi seperti itu kerap kali terjadi,
bahkan pada workshop kemarin, entah karena lelah atau kursinya yang memang
sangat membuai, peserta workshop tidur saat materi berlangsung. Sangat disayangkan.
Terdapat
satu keunikan dari materi terkahir ini, ketimbang membicarakan soal HIV/AIDS
secara teoritis pemateri lebih memberikan ‘bekal’ dengan pembawaan yang segar.
Dengan aksen budaya juga humor membuat penyampaian materi lebih menarik. Beberapa
pernyataan juga sempat saya garis bawahi. Yang pertama yaitu mengenai “kesalahan yang dilakukan berulang-ulang
tanpa ada niatan untuk membenarkan, lama-kelamaan akan menjadi kebenaran umum”
apabila saya tarik benang merah dengan persoalan HIV AIDS, maka dikhawatirkan
perilaku seks bebas yang dilakukan berkali-kali, kemudian menjadi suatu
kebiasaan, menjadi lagi sebuah tradisi maka lama-kelamaan perilaku seks bebas
menjadi suatu kebenaran umum yang tentu saja memicu penyebaran penyakit HIV
AIDS lebih makmur.
Pemateri
juga mengutip perkataan perdana menteri Singapura yang berkata “apabila anda menginginkan hidup maju, maka
jangan pernah merasa nyaman dan merasalah terancam” kalimat sederhana
dengan filosofi mendalam merupakan penutup dari penyampaian materi. Saya pernah
membaca suatu buku yang mengutip pernyataan Pascal, “Manusia hanya sebatang rumput, tetapi rumput yang berakal budi”
kedua pernyataan diatas membuat saya mengerti bahwa manusia memang makhluk yang
lemah tapi harus diyakini bahwa dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat,
karena hidup adalah anugrah Tuhan yang bukan untuk disia-siakan.
Lampiran
Pada waktu-waktu sebelumnya, saya
lebih terbiasa merangkai kata dalam puisi daripada resume dari hasil perenungan
suatu kegiatan. Dari workshop kali ini membuat resume adalah tantangan bagi
saya, dan menciptakan puisi adalah hadiahnya :)
Retorika
Suatu ambisi dalam mengejar peradilan
Reaksioner di lapangan dan menghidupi
Agitasi dibiarkan melawan argumen
Sekalipun kami tidak pretensi
Saat ini menjadi muda
Besok menjadi tua
Lusa menjadi mati
Kami bukan milik reses
Hanya junjungan aspirasi konstituen
Hanya junjungan aspirasi konstituen
Kami dan masa mendatang adalah kawan
kami muda kami goncangkan dunia
SMAN 1 Mandirancan dalam
Workshop Ketatanegaraan
Sekian dan Terima Kasih
Komentar
Posting Komentar