kawan dan kawanan

"Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian." - Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi

Ini soal bebek dan elang. Kenapa bebek berjalan? Kenapa elang terbang? Kenapa bebek berkelompok? Kenapa elang menyendiri? Jawaban sederhananya, bebek ya bebek, elang ya elang. Kali ini saya tidak membahas tentang perbedaan bebek dan elang, bukan juga perbandingannya jadi saya rasa jawaban tadi cukup mewakili kenyataan kan? ya sudah.

'Kenapa saya menulis mengenai bebek dan elang padahal relasi keduanya terpaut anatomi dan ekologi yang cukup berbeda, sementara saya bersikeras tidak akan membahas perbedaannya'. Saya memiliki jawaban untuk itu, jangan lupakan mereka adalah satu famili. Jadi saya akan membahas pesamaannya? Tidak juga. Ah pengantar awalan ini hanya membuat kesal kalau anda membayangkan saya dengan raut muka anda yang mengerutkan kening seperti itu.
Jadi... Apa inti pembahasan kali ini? Normal saja anda yang mulai berpikir seperti itu. Yang tidak normal adalah ketika saya memberikan kesimpulan bahasan kali ini di awal. Baiklah, kesimpulannya adalah "Bebek dan Elang tidak berjodoh, bahaya kalau memaksakan takdir, yang ada akhirnya kerasukan" yang berpendapat saya ngelantur, Silahkan semakin bergulir ke bawah, maka semakin anda dibuat tidak normal. Selamat mencerna :))



Bebek adalah hewan yang sangat mampu bersosialisasi tidak pernah memandang bibit, bebet, bobotnya karena memang tidak ada klasifikasi khusus untuk bebek kecuali bebek coklat, bebek hitam, bebek albino, bebek goreng, bebek rica-rica, bebek saus padang, dan yah semacamnya.

mereka (bebek) berada dalam satu kelompok yang bagaikan peleton pasukan, yakni saya menyebutnya pasukan bebek. Mereka bersama menjalin hubungan yang harmonis antara satu dengan yang lain, apakah anda pernah melihat mereka saling jutek saat berjalan berkerumun? Yang ada mereka hanya asyik bergosip membicarakan siapa yang paling gendut dan lamban. Ribut sekali. Coba saja perhatikan saat kerumunan bebek melintas, coba juga pahami apa yang mereka gunjingkan.
Bebek seperti tidak punya pilihan untuk bertengkar? Salah. Mereka punya seribu alasan untuk bertengkar. Jangan dikira berjalan berkerumun seperti itu mudah, terkadang kaki bebek yang satu terinjak kaki bebek yang lain. Sulit berjalan dengan menyamakan kecepatan konstan, mau bukti? Coba saja main bakiak dengan orang yang baru anda temui di pasar kaget. Jatuh? Sakit? Ah tidak penting, yang penting jangan kelewatan merica-rica bebek yang baru anda kenal, eh orang maksud saya.

Meskipun bebek adalah hewan dengan tingkat kecerdasan tidak melebihi seekor anjing yang mudah dilatih, karena bebek hanya mudah diatur bukan dilatih.
Bebek berjalan teratur karena diatur oleh sang gembala? Bukan. Itu hanya kemauan bebek-bebek itu saja, siapa yang tahu isi hati bebek? Mereka teratur karena mereka menginginkannya, bukan karena dipaksa teratur, sudah seharusnya seperti itu. Bukankah kemauan yang kuat hanya lahir dari itikad pribadi? Yang lain hanya mengarahkan juga terkadang mencemooh. Jadi semua bebek selalu berjalan beraturan? Tentu tidak. Kalau semua berjalan teratur mungkin kasus penabrakan bebek di jalanan tidak pernah ada. Ada bebek-bebek nakal seperti itu. Anda tidak sendirian. em maksud saya, bukan hanya satu.

Kalau bebek selalu berkelompok, salah satu kesimpulannya adalah mereka saling peduli satu sama lain, tapi kenapa bisa ada istilah “cuek bebek” yang terkadang kita artikan dengan suatu sikap tidak peduli pada lingkungan. Tetapi jika ditelaah lagi, sikap cuek pada bebek memiliki suatu persamaan karena bebek memang hewan penyabar, dan oleh karena kesabarannya kadang menyebutnya cuek bebek. Hubungannya? Sabar menjadi sabar hanya dan hanya jika disaat yang tepat, sisanya ya cuek. Terkadang dengan kecuekannya si bebek dengan santainya menyeberang jalan yang padat kendaraannya, seringkali manusia menjadi sebal dan marah karena jalannya dihadang oleh sekelompok bebek cuek dan seringkali ada yang tidak peduli dengan seenaknya mengelakson bahkan menerobos, menginjak gerombolan bebek tersebut. Maklumlah… namanya
juga bebek, manusia pasti lebih mengerti situasi dan kondisi dari pada bebek-bebek itu.

Cukup soal bebek, mari bahas sedikit tentang elang.

Elang adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia ini. Elang bahkan membuat sarang di ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin selalu bertiup sangat kencang. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Apa ia berkawan selama itu? Ya. Siapa? Angin. Kenapa angin? Karena elang hanya akan membentuk kawanan dengan sejenisnya, bukan kawan. Angin membantunya menang tanpa lawan.

Sebagai manusia kita memang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya ada zona kenyamanan yang seringkali membatasi pilihan hidup kita. Tetapi benarkah kita lebih menyukai kenyamanan kekinian dibandingkan kenyamanan lain. Kenyamanan lain? Ya, ada beberapa hal yang selama ini kita tidak miliki dan sangat ingin kita miliki, bebek dan elang tidak hidup di satu jiwa.

Komentar

Postingan Populer