Dormansi

“Sesekali cobalah berhenti berkhayal, berpikir dan berperasaan.” – Aku, bertengkar.
 
Percakapan soal marah dua jam lalu beruntai panjang. Ekor teka-teki yang kubuat melahirkan anak sungai teka-teki yang mengalir sampai jauh. Kita tahu, marah dan bertengkar adalah bentuk komunikasi yang menakjubkan. Dipertontokannya narasi saling tikam dengan penuh harap, padahal yang disampaikan hanyalah ampas. Puing-puing kekecewaan, kesedihan bahkan kebencian yang belum sempat direkonstruksi. Kasihan sekali mereka-mereka yang marah.

Marahku hening. Mutasi paling kejam dari kepedulian. Artinya, aku sudah tidak peduli lagi.  

Karena,
saat suatu entitas tidak berwujud sama dengan angan tentangnya, itulah waktunya manusia merelakan. Tidak berpikir bukan berarti hilang akal, melainkan memilah perkara mana yang layak diberikan kesempatan. Kalau perasaannya dilanda deflasi serotonin, maka cukup diam yang dimenangkan. Dialog yang terjadi bisa esok hari, atau nanti saja setelah mati.

Komentar

Postingan Populer