Matahari di Jepang

"line tetap terhubung dalam jaringan, kan?"


kali ini, kita cerita tentang jepang dan segudang cita-citanya. aku mendengar cerita pra-jepang dengan penuh antusias. tentang apa yang akan ia lakukan, apa yang ia cari bahkan apa yang ia hindari. cukup lama fasenya sejak perkenalan sampai waktunya hampir habis disini. leganya mendengar mimpi seorang yang hampir tercapai, lapangnya menyambut hal indah di masa depan. aku sukses merasakan kebahagiaan milik orang lain.

jepang untuknya seperti pulang, bukan untuk singgah namun destinasi menetap. bukan mudah bagaimana ia bisa kembali ke jepang. pergulatan 1 tahun berevolusi, perdebatan bersama si tolol, perekonomian yang tidak kunjung subur, ia alami dengan.. penuh amarah. ya, menyumpah dan menyerapah bersama menjadi hal yang mungkin nantinya sulit kami reka ulang. aku tentu punya banyak kesempatan, tapi bagaimana bisa dengan segala jepangnya ia akan mengumpat?

hidupnya mudah dan penuh hak-hak istimewa, namun aku tidak terganggu. ia berhak dianugerahi matahari jepang. prinsip dan pola pikir yang selama ini ia miliki, kurasa itulah yang menjadi modal utama. tanpa mengurangi rasa hormat pada nasib baik, tapi ia banyak berjuang, ia banyak bersabar, banyak belajar. 

aku ingin melihat matahari, tidak perlu di jepang. mataharinya saja sudah cukup di masa depan.

Komentar

Postingan Populer