Rehat
“Akan ada suatu saat
kamu bertanya: pergi kemana inspirasiku?
Tiba-tiba kamu merasa
ditinggal pergi. Hanya bisa diam, tidak lagi berkarya. Kering.”
– Dee, Perahu Kertas
Bumi kayanya belum mau beranjak
dari orbit semalem. Entahlah beberapa kejadian mengutip sesukanya dan malah
tinggal menetap. Ngga ada yang spesial, selain kita yang kebetulan bertemu di
satu dimensi dan bertukar bekal masing-masing. Perang bintang.
Seperti sapaan pertama, yang
membuatku tersanjung kemarin,
“ada yang beda dari kamu yang sekarang”, dia.
“apa?”
“suaranya, jadi lebih rendah”
“hahaha” aku cuma tertawa.
Kurasa ini lucu ketika ada
seseorang menyadari hal yang bahkan ngga pernah kita sadari. Tapi bukan soal
itu sih bahasannya. Kali ini mau bahas soal hari kemarin yang membuatku merasa penuh.
Hal yang memang sering hadir
dari masa lalu adalah perbandingan, tentang diri ini yang sekarang dan seorang
yang ia kenal kemarin. Is that matter? Anw, Am thankful for this moment cause I
know that I grow a day older and see how this sentimental fool can be hehe. Mau
ngga mau akhirnya kita menyadari, kita emang udah berubah dan memang harus. Kuharap
aku diterima dengan sebaik-baiknya di waktu yang tepat. Ngga peduli aku yang
dulu atau sekarang. Disanalah letak kekuatannya, menerima. Ikhlas atas apa yang
telah berubah.
Kita mulai bercerita tentang
penyesalan dan angan. Kita hangat padahal diluar hujan tak mau kalah bercerita. Beristirahat dari untaian pertemuan yang katanya disebut 'sibuk'. Menjadi merdeka.
Setelah cukup kenyang dengan kabarnya
masing-masing, aku malah mendapatkan ekstra pengobatan. Pembicaraan yang
memojokkan peranku sebagai orang baik (ya memang keterlaluan baiknya sih). Lagi-lagi
ia mengajariku mengutarakan cintanya pada diri sendiri. Sesederhana bilang ‘ngga’
katanya. Setuju sih soal ini. Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri,
pikiran, bahkan jiwanya. Bagaimana kalau itu adalah pelacuran yang paling hina?
Bagaimana kalau aku... Baiklah, menjadi baik bukan berarti kita tidak bisa
hancur. Aku mengerti.
Pertemuanku dengannya menciptakan
banyak energi. Ya, kita hanya butuh istirahat dari hari ini dan kembali bertemu
kemarin, maka rasanya hari esok tidak lagi menakutkan.
Komentar
Posting Komentar