Satu Nafas
Abu-abu mendominasi ruang pengap yang tak berdimensi
Penghuninya, Abu, menyapaku ramah
Ada taring pada senyumnya yang mendesis
Aku tidak keberatan berbagi celah, katanya
Yang ia benci hanya interaksi transaksional
Interpretasi sok tahu, ikut campur, dan mengganggu tidurnya
Abu meringkuk, mengasihani atas dosa yang baru ia temui
Aku tidak seharusnya ada, ia pun
Tapi bukankah posisi sulit akan ada dan terus melanda?
Aku meracau
Abu marah, bulunya tegak berdiri, berduri
Egonya terluka, nafasnya tersengal siap untuk meluruh
Tidur, teman
Schrödinger menyekap kita dalam dongengnya
Komentar
Posting Komentar