Narasi Jual Beli Tradisi

"Hidup banyak sekali pengorbanannya." - Aku, berusaha memahami.


Kapan manusia sadar jika perayaan dan sederhana bukanlah sebuah padanan kata yang bisa disandingkan? Itulah kenapa Perayaan Sederhana menjadi arti kebohongan selanjutnya di kepalaku. Apakah yang dimaksud manusia adalah besar yang kecil atau kecil yang besar? Definisi ini berada pada zona abu-abu, sedangkan yang aku perlukan adalah hitam diatas putih, vice versa.


Wajar perjalanannya sulit, karena imbalannya adalah kekal. Wajar perjuangannya berlipat, karena nikmat yang dijanjikan. Aku masih berproses, tapi normalisasi dengan 'yuk awalnya pasti menderita' ini sama sekali tidak membantu. Padahal manusia bisa menulis, 'perjalanannya terlihat sulit, tapi kita sama-sama menikmatinya sampai lupa rasanya pahit'. Meski yaa.. mungkin sebagian memilih belokan hard truth bitter sweet. 


Ini personal, tapi kenapa yang datang padaku semua terasa menjadi beban? Aku menyederhanakan keinginan sampai pecahan terkecil, namun selalu ada faktor yang tidak kongruen. Kalau bisa bahagia, kenapa harus nanti datangnya? Sayang sekali premis yang sederhana ini sulit dirayakan.


Bukan karena kita menikah lalu kita bahagia, tapi karena kita bahagia kita menikah.

Komentar

Postingan Populer