Terlalu pagi untuk benar

Mmm... Pagi, ya.. saya tahu ini sudah sore. Tapi rasanya ini masih di waktu ya sama seperti tadi, iya pagi, pagi tadi. Pagi yang saya cemaskan dan benar-benar menjadi mencemaskan. Pagi yang sejak pagi-pagi sekali saya kejar, ternyata malah mengabaikan. Mulai dari mana ya.. Mulai dari pagi sajalah, dimana semuanya bermulai.


Jika premis satu, setiap hari diawali pagi. Premis dua, kesalahan adalah awal menjadi benar. Kesimpulannya bukan setiap pagi saya harus mengawali dengan salah. Kedua kalimat diatas benar namun tidak menunjukkan sebab akibat. Dan seharusnya pagi ini saya tidak boleh salah. Hanya pagi ini. Di hari pertama, di hari awal, bukan hari yang salah. Saya boleh mempunyai alasan yang sebabnya dinyatakan berhubungan. Tapi.. tidak jadi deh. Saya sedang mencoba berhenti membuat alasan sebelum menjadi orang yang menyebalkan. Kesimpulan akhirnya pagi ini saya yang salah, bukan pagi dan jangan lagi.

Saya kesal dengan pagi, pagi yang kembali salah seperti tadi. Mungkin pagi memberi kesempatan untuk saya berbenah. Setelah siang saya bisa memperbaikinya tapi sampai sore tak kunjung membaik. Saya mohon jangan sampai besok. Besok... Saya ingin berlari, dan harus berlari, sungguh! Secara sederhana saya takut dijalan bertemu badut, lucu namun menganggu.

Sore ini saya masih kesal dengan Fisika, tidak tahu kalau nanti malam. Mungkin makin cinta :)

Komentar

Postingan Populer