Sedikit Tentang Perolehan

Tulisan ini dibuat bersama turunnya hujan dan air mata yang berurai dengan segenap rasa sesal yang menghuni ruang hati tanpa peduli berapa banyak waktu yang tergelincir lengkap dengan segala pilu mendalam yang menyayat nyata saat singgah di setiap lembarnya. Tapi yah ngga juga sih, itu terlalu berlebihan hahaha

Salah satu topik hangat (tidak lagi panas karena ditimpa hujan dan gerimis) adalah sekumpulan angka dan huruf yang katanya dan nyatanya mempengaruhi keberadaan masa depanmu.

Bukan bermaksud sombong, tapi segalanya telah merubah orientasiku untuk tidak hanya berpacu dalam angka (jangan anggap aku tidak butuh angka) karena selama semua distandarkan pada angka, maka akan selamanya angka yang dituntut. Angka realis dan angka abstrak juga aliran seni yang aku suka. Karena itu, aku merasa perlu sekali untuk menyesal :) 

Siang tadi aku melihat seorang teman dengan mata sedih, mungkin kenyataan tak sesuai dengan harapannya. Atau bisa jadi, ia mengerti apa yang terjadi namun belum cukup kuat untuk menerimanya. Aku memahaminya sekalipun aku tak bisa merasakan, setidaknya aku tahu batasan abstrak dan realisnya disana. Ia tersenyum berat. Tak banyak yang bisa kukatakan, namun masih ada perasaan hati untuk mengadu soal prinsip “karena kamu terlalu luar biasa untuk diberikan ujian yang sederhana, jadilah baik di hari esok sebelum pekat“ semoga Ia memahami hitam dan putih ini tak akan pernah menjadi abu selama Ia bisa memberinya sekat dan mengatur rutenya dengan bijak, selama ia mau meniup api sampai menjalar. Ia hebat. 

Di tahun ini, aku akan memperoleh integral juga difrensial setelah melakukan konversi yang dilanjutkan dengan konferensi pers setidaknya untuk melakukan sedikit pembelaan hahaha. Karena di tahun ini, bagiku, yah mungkin khusus hanya untukku, sebagian kolom diolah minimalis dengan sentuhan klasik yang cukup elegan. Tentu saja menyedihkan, tapi entahlah aku lebih suka menikmati kopi masa mendatang (masih ingat salah satu ceritaku soal kopi?) aku mengerti kesalahanku, karena aku yang membuat masalah maka aku juga yang membuat solusi. Bukan alasan untuk menyerah saat dicibir dipandangi sebelah mata, jangan biarkan waktu yang menjawabnya, karena bukan aku yang memenangkan dengan telak. Boleh aku berpuisi disini? Oh baik sekali… tapi ini terlalu mencekam, aku tak suka puisi kematian. Besok-besok sajalah kalau tidak hujan.

Simpelnya saat ini aku bukan, akan, atau sedang melakukan pembelaan, tapi cobalah cermati lebih dalam bahwa saat ini sungguh aku berusaha untuk menguatkan diri. 

Komentar

Postingan Populer