Skala Menghidupi Hidup
“Comparison
are easily done when you’ve had a taste of perfection”
– Katy Perry, Thingking of You
Dua jam yang lalu, ada sepotong jiwa manusia yang
mencoba bersembunyi dibalik bayangannya. Malu katanya. Jiwa itu berkata kalau
ia terlalu kecil untuk berada di dunia serba besar ini. Ia membiarkan malam
menudunginya lebih pekat lagi.
Manusia sering sekali tega membandingkan dirinya – apa
yang ia miliki, dengan orang lain. bukan bermaksud iri, hanya sebatas
pengharapan. Tentu saja siapa yang tidak ingin menjadi lebih baik? Namun kadang,
pembandingan itu terlalu kejam, menusuk membunuh setiap nasib baik yang ia miliki.
Objeknya apalagi kalau bukan pencapaian, gaya hidup, bahkan fisik. Sulit untuk
dihindari karena urusan manusia berotasi seputar itu-itu saja.
Seperti kamu, manusia serba iri yang lahir dengan
berbagai pengharapan. Rasanya selalu saja ada yang kamu bandingkan. Hal terburuknya,
kamu tidak pernah bahagia. Rasa bersyukurmu tertutupi dengan keluhan-keluhan
yang terus tumbuh subur menjadi hutan. Kadang,
kamu menutup diri saat melihat orang lain terus terbang dengan roketnya, padahal
kamu sendiri mengendarai bintang jatuh. Kamu sempat membencinya, melukai hatimu
dan berbohong tidak ingin berlari berhamburan memeluk mereka dengan ucapan
selamat. Atas dasar apa? Kenapa kamu harus menjadi matahari, padahal malam
nanti kamu akan bersinar sebagai bulan. Kenapa kamu harus cantik seperti dia? Ketika
kamu bisa cantik seperti kamu.
Kamu bukan
pemeran figuran dalam cerita hidup orang lain.
Satu-satunya yang harus kamu lampaui adalah dirimu
sendiri, dirimu yang kemarin, dirimu yang terbatas dan dirimu yang belum ‘kamu’.
Bukan pandangan hidup orang lain atas kamu. Karena itu, ada saatnya kamu untuk
berhenti memenuhi hasratmu menjadi orang lain. Every minute you spend wishing you had
someone else’s life, is a minute spent wasting yours. Mau berapa lama kamu ‘ngontrak’
dalam gambaran orang lain. kapan kamu menjadi aku? Iya, diriku.
Komentar
Posting Komentar