Bukan Resensi

27 Steps of May: tentang memori, ilusi dan afeksi yang berkelahi


There’s something better left unsaid.

Awalnya kukira May akan baik-baik saja dengan diam – lebih tepatnya sebelum menonton film ini. Kupikir May tidak akan pernah melewati batas teritorialnya sampai ia lelah dan mati. Persepsiku mengenai korban pelecehan seksual, tentu hal yang telah menimpanya itu lebih baik tak terkatakan. Mengingatnya saja enggan, apalagi menyebut sampai mengungkitnya ke permukaan. Itu bukan hal yang mudah. Karena itu, kukira film ini akan terus mengurung May dalam traumanya. 

Ingatan dan perasaan May menjadi hal yang tidak diizinkan tersentuh dengan alasan apapun. Tapi dengan sopan, May membawaku pada ruang yang ia ciptakan, pada waktu yang ia rencanakan, dan pada kata yang ia ingin sampaikan. May memang memilih untuk tidak berterus terang. Bahkan tidak berkata apapun. May menyimpan rahasia lalu membiarkan isi hati dan kepalanya berkelahi sampai menemukan pemenangnya. May memenangkan diam.


I believe I can heal you and you can heal me too.

Aku sempet bingung kenapa sosok yang menyembuhkan May adalah seorang pesulap. Oke, kalau ditarik dari memori ‘manis’ terakhirnya adalah taman hiburan, ini bisa jadi alasan. May harus kembali merasakan apa yang dulu membuatnya begitu bahagia – terbilang untuk yang terakhir kali, agar bisa sembuh. Mungkin trik sulap salah satunya. Tapi sebenernya, ada yang membingungkan dari sosok ini. Berapa kali aku ditipu sama alur, interaksi, bahkan set yang janggal.

Alur, kenapa pesulap itu cenderung lebih sering beraksi di malam hari? Berputar terus seperti itu setiap malam. Atau aku yang gak sadar kalau sulapnya pernah terjadi siang hari? I mean, pasti adegan bermula setelah May selesai dengan rutinitasnya membuat boneka atau sebelum May tidur. Beberapa kali bahkan ia kesiangan atau ketiduran juga karena bermalam dengan trik sulap. Kalau boleh kukaitkan, May pergi ke taman hiburan juga di malam hari bukan? Malam hari seolah lekat dengan May dan hiburan – yang kini hadir dalam wujud pesulap.

Interaksi, adegan pesulap seolah-olah sesuai dengan apa yang May atur dalam bayangannya. Tikus, trik sulap, colokan, seorang wanita, hal ini membuat emosi May berkecamuk, tapi sebenarnya itulah yang May inginkan. May berhasil berinteraksi dengan pesulap itu pun karena keinginan May. Dia menolak segala bentuk interaksi bahkan dengan ayahnya, tapi berhasil menumbuhkan empati dengan seorang yang mengeroyok masa lalunya. May bercerita.

Set, adegan pesulap berjalan pincang dibopong adiknya dari lantai bawah, bikin aku langsung sadar.. HEI, kukira kamar May berada di lantai satu. Oke, pesulap punya basement. Tapi begitu May masuk dan jalan di ruangan pesulap itu.. WOI ini mah rumah dua lantai. Memang agak rancu atau aku yang terlalu mempermasalahkan ini ya? Tapi set ini bener-bener diluar dugaan. Untuk pertama kali setelah adegan pertama, senyuman May kembali masuk frame.

Dari ketiga itu aku yakin kalau pesulap itu hanya sekedar ilusi yang diciptakan oleh May. Tapi, ada tapinya! Kenapa bisa ada adegan pesulap itu gelut sama bapak May? Ilusinya bertabrakan dengan dunia nyata. Atau benturan ini yang menciptakan perlahan kesadaran May pulih? Perkara siapa yang menyembuhkan May, kurasa.. ada bagian dirinya yang tak sengaja ia proyeksikan.

Disini aku mikir, May sudah memilih untuk tidak mengatakan apa-apa pada siapapun. Disisi lain, May membutuhkan penyembuhan untuk dirinya sendiri. May tidak lagi mampu mengasihi dirinya, menghadirkan sosok lain adalah satu-satunya jalan. Itulah kenapa, pergolakan ini yang membuat May menciptakan ilusi si pesulap dan perlahan berdamai dengannya. 

Sekian.

______________________________________________________

Selebihnya, aku sangat mengapresiasi seluruh crew yang berkontribusi pada film ini. Satu tahun (meski belum genap 12 bulan) adalah penantian yang terbayar lunas tuntas setelah nonton malam tadi. Film ini keren, sekalipun banyak adegan keras yang buat orang cupu kaya aku harus bener-bener merem. gokil.

Apresiasi selanjutnya untuk kita. Semoga sehat selalu. Menantang pandemik tidak selamanya baik. Bisa jadi seru sekali. Tapi jangan macem-macem, kita sayang kalian, jaga kesehatan!

Komentar

Postingan Populer