Kemarah-marahan

"Perkara cinta yang tidak aku mengerti, adalah tentang rumah yang kurasa singgah" - aku, sedang mengutuk menelan amarah

Apa yang mereka katakan tentang rumah bukanlah apa yang terjadi saat aku singgah. Aku bahkan heran, rumah mana yang menjadi rumahku atau aku mana yang menjelma rumah. Saat ada yang lebih kental dari darah, yang belum kutemukan wujudnya, masih menjadi harapan satu-satunya untukku segera berpindah.

Perihal hidup dengan belajar mencintai selalu lebih baik derajatnya dari membersamai benci. Padahal coba tarik sampai ke akar belukar, sumbu utamanya tetaplah benci. Kata sayang hanya manipulasi dari sepersekian kebencian yang tak terungkap. Aku membenci banyak hal tanpa ampun. Bisa jadi karena benci mencintaiku tanpa banyak kata.

Komentar

Postingan Populer