Proyeksi

 "Paragraf di bawah ini ditulis dengan 98% rencana dan 2% halusinasi" 

Aku dan rundown 10 tahun ke depan 

 

Sedikitnya ada 1 dari 365 hari dimana kita berniat merancang hal-hal yang mempengaruhi proses kebahagiaan. Bisa jadi tentang memperlakuan keluarga, memilah teman dan menemukan persona untuk menggenapi hari-hari. Sore kemarin, aku mendapat sebuah pandangan bagaimana bertoleransi dan memberi kesempatan kepada seseorang, tentu saja dengan serangkaian syarat dan ketentuan berlaku di dalamnya.

Pandanganku tentang kebahagiaan, rasanya tidak akan pernah terlepas dari pengaruh orang lain. Tipikal manusia persegi yang bisa memenuhi segala sudutnya, secara teknis aku bisa melengkapi siapapun dengan aman. Tapi bagaimana dengan bahagiaku? Apa aku tidak punya keinginan untuk mewujudkannya? Tentu saja ada. Aku punya sejuta pasal yang mengatur, hanya saja… aku tahu itu tidak akan banyak membantu kalau bumi tidak berputar untuk kita. Untuk mengantisipasi hal-hal yang kurang diharapkan terjadi, aku membuat opsi alternatif dari kebahagiaan. Pilihan ini merepresentasikan rencanaku bersama rekan hidupku kelak, ya boleh siapapun, ingat ini hanya persona. Selama membuat rencana itu gratis, sepertinya akan terus kulakukan.

 

#TIPE A – Aku versi kalem

Kalau boleh dibilang, tipe ini adalah kondisi dimana aku tidak menjadi sangat aku tapi merupakan opsi paling aman dan optimal untukku. Kondisi ini terjadi jika aku memilih menghabiskan hidupku bersama Si Mapan, sepakati nama itu untuk tipe persona ini.

Si Mapan akan membawaku pada dunianya, hari-hari konvensional lengkap dengan Indonesian Dream pada lingkarannya. Aku tidak keberatan. Menimbang masih ada sisi dimana aku juga bisa mewujudkan beberapa hal yang aku impikan. Aku tidak diwajibkan bekerja 24/7, punya lebih banyak waktu bersama keluarga, melakukan pekerjaanku hanya sebagai hobi untuk selingan. Yaa… intinya membangun keluarga madani yang cenderung superior haha.

Di awal kubilang, ini sangat tidak aku, karena yaaa mungkin disini sisi yang keluar dari diriku adalah sisi dimana aku lebih bijaksana, serius dan dewasa. Sisi yang jarang sekali terlihat untuk saat ini, atau mungkin belum.

Lalu bagaimana perihal kebahagiannya? Aku bisa bahagia. Memang ada hal yang tidak kudapatkan, tapi substitusi lainnya tidak membuatku kehilangan kebahagiaan. Aku dicintai dan mencintai dengan lembut.

 

#TIPE B – Aku versi produktif

Salah satu agendaku bersama rekan hidup adalah… punya karya atau legacy atau ya apapun itu yang bisa kami dan generasi selanjutnya lihat dan rasakan. Aku tipe ini adalah aku yang berjuang menghidupi hari dan mimpiku secara bersamaan. Perjuangannya berat dan hariku padat. Pernah lihat akun Instagram hubman dan chubgirl? Nah seperti itu yang aku harapkan. Aku tahu hal itu tidaklah mudah dan tidak selalu manis seperti kelihatannya. Tapi ada kebahagiaan tersendiri ketika aku bisa berbagi dan menjadi bagian dari cerita seseorang.

Untuk mencapai titik itu, kurasa kami (aku dan Si Kreator) harus bekerja ekstra dan lupa menyerah. Kehidupan kami akan penuh trial and error yang bisa dibilang akan menambah beban kerja hati dan pikiran. Beberapa yang lebih berpengalaman mungkin berkata, “berkarya bersama rekan hidup itu memakan jatah obrolan dari hati ke hati.” Kurasa itu tidak sepenuhnya salah, tapi sejauh ini aku sudah menyiapkan bagaimana berdamai dengan itu semua.

Perihal kebahagiaan, tentu saja aku akan bahagia seiring bertambahnya karya yang kami ciptakan.

 

#TIPE C – Aku versi seru-seruan

Baiklah, ini adalah persona yang paling aku idam-idamkan. Dimana aku memiliki pekerjaan seru dengan Si Keren yang berada di sampingku. Apakah ini akan benar-benar terjadi? Kalau Si Keren mau, aku tidak keberatan mewujudkannya dengan keajaiban. Pada kondisi ini, sepertiga dari hidupku akan berisi nongkrong, jalan-jalan, ngobrol dan bercanda. Bergerak dari satu kota ke kota selanjutnya, pulau ke pulau, negara ke negara. Sejujurnya ini kebahagiaan paling sulit untuk diwujudkan, bahkan terkesan tidak serius menghadapi problem kehidupan. Tapi ya.. kita bebas memilih bukan?

Kebahagiaan ini berporos pada inginku, egoku. Kondisi ini adalah kondisi dimana aku sedikit sekali memikirkan orang lain. Aku harus siap dengan konsekuensinya.

 

 

Kalau Tuhan, mau aku jadi seperti apa ya? Beberapa waktu terakhir aku ingin sekali berdoa untuk segera dipertemukan dengan Si Mapan, Si Kreator atau Si Keren. Tapi perasaanku masih janggal, aku bahkan tidak tahu mana persona yang benar-benar aku inginkan, mana yang aku butuhkan dan mana yang paling sesuai dengan lingkaranku. Sejauh ini, apakah ada keinginanku yang muluk-muluk? Kurasa, masing-masing persona bisa kuimbangi dengan tipe aku yang berbeda pula. Permasalahannya terletak pada,

 

“ya memang belum ada yang dateng aja”

HAHAHHAHA.


Komentar

Postingan Populer