died butterflies
Hal paling hebat dari
2 manusia adalah memberikan rumah bagi kupu-kupu. Berusaha menjaganya sampai mereka
bisa terbang dengan damai tanpa takut bahagianya tak terbalaskan.
Sudah lama kupu-kupu itu tinggal, sejak.. entahlah
aku tak mau ingat. Ia terus berkeliaran tanpa tahu bagaimana betapa aku
kerepotan mejaganya. Terus muncul disela-sela aku ingin tenang. Berteriak
berharap hatinya akan terdengar. Orang lain mungkin akan dengan mudah memamerkan
seberapa cantik kupu-kupu miliknya, tapi tidak denganku. Kupu-kupu ini harus
bersembunyi setiap kali kita berpapasan, rasanya ingin kukembalikan saja ia
jadi kepompong. Alasannya? Takut. Kupu-kupu ini tak tahu saja kalau ia rapuh. Ia
terlalu berharga untuk pecah dan berserakan.
Semakin lama kupu-kupu ini beranak pinak, ia
melahirkan perasaan-perasaan yang tak lagi bisa kuhidupi satu-satu. Perasaan yang
menuntut tersampaikan, meminta untuk hidup di rumah yang tak pernah kukenalkan
padanya. Kupu-kupu ini pernah bertanya, kenapa aku merawatnya sendirian. Jawabku
karena aku tak punya kamu sebagai rumahnya. Aku tak bisa membiarkannya terlunta
di jalanan sebelum ia sampai padamu. Lebih baik kupu-kupu ini mati ditanganku.
Kupu-kupu ini terlalu egois jika meminta kamu
untukku, padahal kamu milik semesta. Aku tidak tahu siapa yang bersedih. Aku,
kamu atau kupu-kupunya?
Sweet lil backsong: mocca – butterflies in my tummy
Komentar
Posting Komentar