Without U, I'd be just Ass

Desember lalu jadi hari yang berat buatku,
Tiba-tiba kita harus berpisah gitu aja,
Aku sih yang salah,
Yaudah.

Aku males ungkit kejadian ini, tapi ada baiknya buat aku refleksi diri dan belajar bersyukur. Masa-masa patah hatiku akhirnya selesai. Mungkin gak sepenuhnya sembuh, masih ada sedikit penyesalan disana-sini. Belajar merelakan itu penting, belajar menerima keadaan apalagi. Kukira gak akan secepat ini, kukira... bahkan gak mungkin. Tentu saja kedatangannya yang tulus gak bisa aku tolak lagi.

Kurang lebih 5 bulan aku patah hati, belajar sabar (meski banyak nangis karena ngerasa hidup ini gak adil), tapi aku bangga pernah lewatin itu semua. Ada satu masa dimana aku bener-bener iri liat mereka yang bisa dengan mudah mendapatkan apa yang mereka mau. Ketika aku harus... ah sudahlah. Proses pendewasaan ini seharusnya membuatku lebih hebat lagi. 

Dari kejadian ini aku mengerti tentang kemanusiaan, tentang kepedulian, dan tentang kasih sayang. Tanpa disangka banyak yang menganggapku ada (itu indikator paling sederhana untuk membuatku bahagia). Orang baik datang dan terus datang dalam hidupku, hingga pelan-pelan aku menyadari arti diriku untuk mereka. Beberapa terlambat, beberapa aku menyesal pernah acuhkannya. Maaf ya.. bukan maksudku, mungkin saat itu aku hanya belum mengerti.

Hari-hari yang kurasa berat, semoga setelah ini jadi baik seperti sedia kala. Senyum-senyum yang dulu hilang, kuharap segera terbit dari hati yang cerah. Semangat, jalanmu hampir sampai. Cukupkan mengeluhnya, karena kamu lebih dari beruntung. Perbaiki doamu, jangan lupa doakan semua orang baik satu semesta ini. Bisa ya?

Kamu tiba dengan sederhana, penuh harapan dan pengorbanan. Beberapa mungkin tak sesuai harapan, kita tahu itu. Saat ini yang terpenting adalah menerima apa adanya, saling menjaga agar tetap bersama. Kita bisa jadi tim yang hebat kan? Aku yakin itu.

Selamat datang, Pibo ❤

Komentar

Postingan Populer