Teruntuk Guru dan Harinya
Kekasih Temaram
Dengarkan tetes tinta
di remah-remah kertas
Huruf-huruf dan tulisanMenjadi serpihan
Tak ada menjadi cerah harapan
Mimpi berputar perlahan
Oleh sebab temaram mengantarkan
Di sudut ruang pedalaman
Lentera-lentera bercengkramaBerpendar melantunkan raut luar biasa
Garis-garis semangat yang membara
Tak terbalas jasa, hanya kasih Maha kuasa
Binar-binar akan meneruskan tradisi
Menjaga warisan
leluhur dari insan ke insanHingga bersenandung mencari kawan
Bukan tembang usang yang tergerus ingatan
Melainkan untaian makna
Teruntuk para lentera
pencakar langit
Ketika wajahmu
bersaksi , kehidupan tiada berhentiSuaramu meyakinkan , kebenaran tak kan pernah terganti
Semangatmu mengajarkan, hiduplah seirama notasi
Bukan sekedar alunan tanpa arti
Suatu ketika malam menudungi dengan sangat pekat
Itu ketika kau pulangIlmu kehilangan teman berjuang
Karna itu.. hilang
Sejenak dunia berhenti berputar lalu malang
Belum habis peluh kami menganak disini
Tapi kenapa masa bergantian menjemput?
Kami ini memang terlalu pagi dan berkabut
Kalau sampai waktu merebut
Biar api-api semangat yang kami sulut
Kau tau…
Didalam nadi kami ada nada cintaCinta akan hidupmu nan sederhana
Secercah senyum mempesona
Cinta akan mengekalkanmu dalam doa
Tuhan,
Izinkan kami memohon untuknyaKami ingin
Sangat ingin
Peluklah lentera hati ini dengan segenap rahmat-Mu
Berikanlah kehangatan dalam jiwanya
Tabahkanlah
Lapangkanlah
Mudahkanlah
Muliakanlah cahayanya
“Semuanya akan terselesaikan dengan cinta terlebih cinta yang datang dari
lubuk hati terdalam dari seorang guru, guru yang dengan ikhlasnya mengajarkan
kepada anak didiknya akan arti sebuah kehidupan terang benderang walaupun
sebatas dengan cahaya lentera. Guru yang terbaik adalah guru yang menyertakan
hatinya saat mengajar.”
wah keren rajin nulis puisi. semangat blogger..
BalasHapus